Lompat ke isi

Antasida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tablet antasid.

Antasid atau antasida adalah zat yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung.[1] Antasida adalah obat yang berfungsi menetralkan asam lambung, sehingga membantu meredakan gejala gangguan pencernaan seperti maag. Maag dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan pedas atau asam, stres, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori. Ketika seseorang menderita maag, produksi asam lambung meningkat, menyebabkan iritasi pada dinding lambung. Antasida bekerja dengan menetralkan kelebihan asam ini, sehingga mengurangi gejala seperti nyeri ulu hati, mual, dan perut kembung.[2]

Cara kerja

[sunting | sunting sumber]

Antasida secara langsung akan menetralkan keasaman, meningkatkan pH, atau secara reversibel mengurangi atau menghalangi sekresi asam lambung oleh sel untuk mengurangi keasaman di lambung.

Rasa pedih terasa ketika asam klorida lambung mencapai saraf di mukosa saluran cerna. Lalu saraf tersebut mengirim sinyal rasa sakit ke sistem saraf pusat. Hal ini terjadi pada bagian saraf yang terkena asam.

Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama penyakit gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam pencernaan. Pengobatan dengan antasida dan hanya ditujukan untuk gejala ringan saja. Pengobatan ulkus akibat keasaman yang berlebihan mungkin memerlukan antagonis H2 atau penghambat pompa proton untuk menghambat asam, dan mengurangi iritasi lambung.

Efek samping

[sunting | sunting sumber]

Efek samping yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek samping yang umumnya terjadi adalah sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.

Penggunaan berlebihan dari antasid dapat menyebabkan acid rebound, yaitu peningkatan produksi asam lambung, sehingga memperparah sakit maag.

Berkurangnya keasaman perut dapat menyebabkan mengurangi kemampuan untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan vitamin B. Kadar pH yang rendah di lambung biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi antasida meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena kadar pH-nya naik. Hal ini juga bisa mengakibatkan berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat. Misalnya, ketersediaan hayati ketokonazol (anti

jamur) berkurang pada pH lambung yang tinggi (kandungan asam rendah).

Peningkatan pH dapat mengubah kemampuan biologis obat lain, seperti tetrasiklin dan amfetamin. Ekskresi obat-obatan tertentu juga dapat terpengaruh. Perpaduan tetrasiklin dengan aluminium hidroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat, sehingga kekurangan fosfat.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Patel, Gina; Gupta, Vipul K.; Gasink, Leanne; Bajraktari, Floni; Lei, Yang; Jain, Akash; Srivastava, Praveen; Talley, Angela K. (2023-04-18). "Effect of an Antacid (Aluminum Hydroxide/Magnesium Hydroxide/Simethicone) or a Proton Pump Inhibitor (Omeprazole) on the Pharmacokinetics of Tebipenem Pivoxil Hydrobromide (TBP-PI-HBr) in Healthy Adult Subjects". Antimicrobial Agents and Chemotherapy. 67 (4): e0149522. doi:10.1128/aac.01495-22. ISSN 1098-6596. PMID 36943038 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  2. ^ Mikhael, Yosia (9 Aguastus 2022). "Antasida: Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, Efek Samping". kumparan. Diakses tanggal 2025-02-28.